- Pemkab Majalengka segera Tuntaskan Rehab Sekolah Rusak
- Wakapolres Majalengka Beri Arahan Terkait Kewaspadaan Jaga Tahanan
- Polres Majalengka Gelar Bansos Sambut HUT Lalu Lintas Bhayangkara ke-70
- Kodim 1514/Morotai Gelar Patroli Bersama Komponen Masyarakat di Kota Daruba
- IBabinsa Koramil 1514-01/Daruba Ingatkan Kebersihan Kunci Keluarga Sehat
- Babinsa Koramil 1514-03/Wayabula Himbau Pekerja Kopra Utamakan Keselamatan di Desa Aru Iran
- OPERASI SENYAP BNN RI: 18 HARI, 11 TITIK, 11 JARINGAN RUNTUH
- Program Subuh Akbar dilingkungan Pemkab Majalengka, Tingkatkan Keimanan para ASN
- HUT ke 70 Lalulintas, Polres Majalengka Berikan Bansos Kepada Purnawirawan
- Dandim 0617/Majalengka Gelar Silaturahmi dengan Pengurus PC PMII
Kepedulian TB. Hasanuddin asal talaga Majalengka sumbangkan satu set duplikat gamelan goong renteng

Literasikata.id Majalengka - Demi mengaktualisasi nilai-nilai kearifan lokal dan melestarikan peradaban budaya warisan Kerajaan Talaga Manggung, Mayjen TNI (Purn) Dr. H. Tb Hasanuddin, S.E., M.M., M.Si. menyerahkan tanda kadeudeuh berupa seperangkat Duplikat Gamelan Goong Renteng Talaga Manggung. Gamelan berbahan perunggu dengan rak kayu jati tersebut diberikan kepada Yayasan Talaga Manggung Simbarkantjana sebagai upaya pelestarian seni tradisi.
Penyerahan dilakukan secara simbolis di Bale Sawala Agung Museum Talaga Manggung, langsung oleh Mayjen TNI (Purn) Dr. H. Tb Hasanuddin kepada Rd. Apun Cahya Hendra Ningrat selaku Ketua Yayasan Talaga Manggung Simbarkantjana.Sabtu (30/8/2025)
Hadir dalam acara tersebut Kepala Museum Talaga Manggung H. Nana Supriatna, Tokoh Budaya Rd. Teten Wilman, Tokoh Masyarakat Talaga Tita Juwita Hipdiah, jajaran pengurus Yayasan dan Museum Talaga Manggung, serta para pemerhati seni budaya se-Kecamatan Talaga.
Baca Lainnya :
Dalam sambutannya, Hasanuddin yang akrab disapa Kang Ence menegaskan bahwa Duplikat Goong Renteng ini bukan sekadar pajangan, melainkan harus dimanfaatkan sebagai sarana pelestarian budaya.
“Harus digali lagi sumber daya manusia para nayaga, jenis tembang, dan segala tradisi Goong Renteng agar tetap hidup dan diwariskan kepada generasi berikutnya,” pesannya.
Sementara itu, Kepala Museum Talaga Manggung, H. Nana Supriatna, mengumumkan rencana menggelar pelatihan khusus Nayaga Goong Renteng seminggu sekali di Museum Talaga Manggung. Program ini disambut baik oleh seluruh tamu undangan.
Di tempat terpisah, Ketua Tim Balai Konservasi Cagar Budaya Talaga Manggung, Asep Asdha Singawinata, menjelaskan bahwa Goong Renteng Talaga Manggung diyakini telah ada sejak abad ke-15 Masehi. Menurutnya, tradisi Goong Renteng dahulu kerap dimainkan pada upacara sakral nyiramkeun pusaka maupun acara besar Kerajaan Talaga Manggung. Namun sejak 1972, kondisi gamelan asli yang kini tersimpan di museum sudah aus karena korosi dan hanya difungsikan sebagai artefak.
Ia menambahkan, keberadaan Goong Renteng Talaga Manggung bahkan tercatat dalam Laporan Kepurbakalaan Hindia Belanda (Oudheidkundige Dienst) tahun 1914.
“Dengan hadirnya kembali duplikat Goong Renteng di Museum Talaga Manggung, ini menjadi momentum penting untuk menghidupkan kembali seni tradisi dan budaya peninggalan Kerajaan Talaga Manggung,” pungkasnya.
