- Resahkan Warga, Satreskrim Polres Majalengka Berhasil Amankan 7 Pelaku Geng Motor
- Danramil 1712/Jatiwangi Menghadiri Saresehan dan Buka Puasa Bersama Menteri PPPA
- Gubernur Jawa Barat Apresiasi Penyerahan THR Tepat Waktu Di PT. Leetext Garment Indonesia
- Babinsa Koramil 1701/Majalengka Dampingi Penerimaan Zakat Fitrah Di Masjid Ar Rohimah Desa Tenjolaya
- Wujud Kepedulian di Bulan Ramadhan, Polsek Jatitujuh dan Bhayangkari Berbagi Takjil
- Operasi Tim Sergab di Desa Cibogor, Majalengka, Serap 10.655 Kg Gabah
- Danramil 1704/Talaga Menghadiri Kegiatan Safari Ramadhan 1446 H/2025 M di Kecamatan Talaga
- NGINTIF MJL 2025: Ngabuburit Insan Otomotif Majalengka, Berbagi Kebaikan di Bulan Suci Ramadan
- Dukung Ketahanan Pangan, Babinsa Dampingi Warga Panen Telur Ayam di Morodadi.
- LAKRI Siapkan 1.000 Paket Sembako dan Gelar Buka Puasa Bersama dan Santunan Anak Yatim dan Duafa
Serangan HAcker Membabi Buta
HAcker serang Situs Pemerintah

Keamanan informasi dan data pemerintah, khususnya melalui website ternyata sangat rawan untuk diretas. Dari informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pada tahun 2012 ini, sebanyak 50 persen website yang diretas menggunakan domain go.id atau yang selama ini digunakan untuk instansi pemerintah.
Sedangkan 50 persen lainnya adalah website dengan domain umum, seperti .com, .net, ac.id, or.id, atau .org.
Baca Lainnya :
- Mengawali Dinas sebagai Dandim 1514 Morotai Letkol Arh Akmal Maskur S.T M.T berikan arahan Jamdan0
- Harkopnas 2023 Pemkab Majalengka Gelar Job Fair dan UMKM Expo0
- Bupati Majalengka Berpesan ke 64 Kades Terlantik untuk Membangun Desa0
- Wakapolda Jabar tinjau langsung Lintasan Baru Ujian Praktik SIM C di Polres Majalengka0
- Berkat BSMSS Warga Desa Jatiserang Majalengka Kini Tersenyum0
Kepala Bidang Pengembangan Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi Dinas kominfo Jatim, Djoko Purwono, Kamis (7/6/2012) mengatakan, ada beberapa alasan mengapa website pemerintah lebih banyak diserang. Salah satunya adalah karena ketidakpuasan atau ketidaksenangan seseorang terhadap pelayanan atau data yang ditampilkan di website milik pemerintah.
"Itu memicu serangan terhadap website, sehingga situs milik pemerintah itu datanya dirusak dan jaringannya jadi terkunci. Namun, secara umum serangan hacker (perusak data situs web) berharap agar kinerja pemerintah tidak berjalan dengan baik," katanya.
Dengan adanya banyak situs web pemerintah yang diserang, lanjut dia, maka perlu adanya pelatihan dan pembekalan bagi operator website pemerintah. "Mereka harus diajari bertahan dari serangan hacker, tapi bukan menjadi penyerangnya," ujarnya seusai membuka seminar keamanan informasi aplikasi berbasis web di Hotel Novotel Surabaya.
Adapun beberapa contoh website pemerintah di Jatim yang saat ini masih dalam kondisi diretas, yakni www.disnak-jatim.go.id, www.dinsosjatim.go.id, www.banyuwangikab.go.id, www.blitar.imigrasi.go.id, www.kpid-jatimprov.go.id, www.dpkad.probolinggokab.go.id, www.pn-malang.go.id dan www.pkk.banyuwangikab.go.id.
Selain melalui website, kerusakan data juga sering ada dari akses jaringan internet WiFi. Dari hasil monitoring data Kementerian Kominfo pada Februari 2012 lalu, di Surabaya dari sekitar 600 jaringan WiFi, 400 jaringan di antaranya tidak dikunci (tak gunakan user id dan password). Sehingga, dengan potensi jaringan WiFi unsecure (tak terkunci) itu, maka potensi perusakan dan penyerangan data dapat juga dilakukan oleh hacker.
Menyikapi hal tersebut, di era global saat ini keamanan sistem informasi berbasis internet menjadi suatu keharusan untuk diperhatikan. Ini karena jaringan komputer dan internet yang mudah diserang itu sifatnya global dan tidak aman. Saat data terkirim dari satu komputer ke komputer lain akan memberi kesempatan pada user internet lain untuk menyadap atau mengubah data tersebut.
Untuk itulah, kata dia, perlu adanya keamanan sistem informasi data global yang sifatnya komprehensif. "Kami harus paham tidak ada satupun sistem komputer yang bisa diamankan 100 persen. Yang tepat kami hanya bisa mencegah dan mempersulit pihak lain yang hendak mengganggu sistem yang ada," pungkasnya. [tok/kun]
